Minggu, 17 Mei 2015
Kamis, 07 Mei 2015
HIKAYAT SINGKAT
''KERAMAT SIANTAN''
Cerita ini berawal sekitar abad XVI Pada zaman dahulu kala tepatnya disuatu tempat
nun jauh di
laut cina selatan Pada masa kepemimpinan “Datuk Kaye” Hiduplah kepal lanun yang gagah perkasa tersebut membuat ia dijadikan orang kepercayaan sang “Datuk Kaye” pada masa
itu orang mengenalnya dengan
sebutan ”Nakhoda Alang” ini
sebenarnya adalah seorang panglima yang
berasal dari kerajaan
Johor. Namaun dikarenakan
penghianatan kepada sultannya oleh sebab Sultan telah mendapatinye bersekutu dengan
lanun –lanun laut cina selatan maka sewaktu penghianatannya diketahui oleh
sultannya ia pun langsung melarikan diri
dan mengikuti para lanun –lanun di Laut
Cina Selatan itu menyerang pantai Negeri Johor. Akan tetapi Penyerangan itu
dapat dikalahkan oleh Laksana Johor. Maka Sejak saat itulah Nakhoda menetap
untuk beberapa waktu di sana.
Ketika sampai kabar keberanian “Nakhoda Alang” dalam nmemimpin para lanun – Lanun untuk melakukan kasi penyerangan serta perampokan Maka “Nakhoda Alang” di angkat oleh “Datuk Kaye” untuk menjadi salah seorang “Kepala Lanun “ yang akan memimpin para Lanun-Lanun tersebut didalam mengadakan aksi penyerangan dan perampokan untuk selanjutnya.
Sedangkan disuatu keadaan lain tempatKerajaan Johor terlah mempersiapkan diri untuk mengadakan perlawanan demi menumpaskan penghianatan lanun-lanun yang juga telah bersekutu dengan “Hakhoda Alang” di Laut Cina Selatan .untuk itu Sultan kerajaan Johor pada masa itu sampai meminta bantuan kepada upu-upu Lima bersaudara yang berasal dari BUGIS mereka bernama:
1. DAENG MALEWA NI
2. DAENG KEMAS
3. DAENG PERA
4. DAENG PENAMBUN
5. DAENG MEMPAWE
Dari kelima upu-upu tersebut didalam melakukan aksi penumpasan itu mereka diketahui oleh Daeng Malewa dan berlayarlah mereka.
Dalam perlayaran tersebut,ketika “Nakhoda Alang” bersama para Lanun-Lanun lainnya sedang melakukan aksi perampokan di laut maka bertemulah mereka dengan “Nakhoda Alang” beserta lanun –lanun yang sedang melakukan aksi. Pasukann dari kerajaan Johor yang di pimpin oleh “Daeng Malewa” langsung mengatur setrategi perlawanan sehingga terjadilah perlawanan yang sangat dasyat antara keduanya. Sekian lama saling berlawanan akhirnya didalam pertempuran tersebut.”Nakhoda Alang” berhasil ditumpaskan oleh pasukan dari karajaanJohor. Dan kemudian para lanun-lanun tersebut langsung melarian diri sambil membawa mayat “Nahkona Alang” pulang ke Gunung Kute.
Di Suatu Tempat di gunung Kute , bukan main sedihnya hati “DATUK KAYE DEWA PERKASE” Sewaktu mengetahui orang kepercayaanya “NAHKODA ALANG” telah ditewaskan oleh pasukan dari kerajaan Johor . Maka dengan merta “DATUK KAYE” denga segera memrintahkan para pengikutnya untuk menguburkan mayat “NAKHODA ALANG” dan memberi pesan Kuburannya harus lebih besar dari pada kuburan lanun-lanun yang lainnya Kuburkanlah semue secara terpisah dari kuburan orang-orang yang meninggal secara biasa , karena mereka itu adalah sebagai pahlawan sehingga kuburannya harus di hormati dan di muliakan serta dianggap sebagai KERAMAT.
Sepeninggalan dari cerite Orang Tue-Tue lama Makam “NAKHODA ALANG” dimaksud dipercayai oleh
Masyarakat ialah Keramat Siantan atau Keramat Pulau Siantan terletak di antre due kampong Yaitu Air nangak dan Teluk Sunting Tepatnya di pulau Kecil yang terpisah dengan pulau matak .Semenjak masa telah dimakamkannya menurut pesan memuliakannya maka semenjak itu “KERAMAT SIANTAN” Sering dikunjungi serta diziarahi orang-orang hingga sekarang.
Itulah Hikayat singkat
tentang sejarah keramat siantan yang terletak di Desa Teluk Siantan Salah dan
Khilaf mohon domaafkan Sekian Terima kasih.
Langganan:
Postingan (Atom)